Saturday, April 26, 2014

Nilai Untuk Anakku

Sampai sekarang saya masih bingung. Kenapa orang tua, atau anak-anak yang bersekolah, terkesan mementingkat nilai atau peringkat saat masih atau yang sekarang bersekolah. Mereka terkesan mendewakan sebuah deretan angka yang disebut ranking. Padahal, kalau menurut saya pribadi, nilai itu hanya simbol dan sangat amat tidak berpengaruh dengan peningkatan presentase belajar seorang anak. Apalagi di indonesia, nilai adalah sesuatu yang bisa dipermainkan. Perputaran logika pemikiran pada sebuah nilai dapat di pelintir secepat membalikkan telapak tangan. Mereka melupakan satu hal yang penting, yaitu ilmu dan wawasan anak-anaknya.

Mereka ingin mempunyai anak yang mendapatkan pekerjaan yang baik. Dan sangat susah untuk menghapus sistem berfikir yang menganggap "jika nilaimu tinggi, maka pekerjaanmu akan bagus". ini bisa saja benar. tapi tidak sepenuhnya benar.

Banyak orang yang di luar sana tidak bersekolah dan sukses dengan pekerjaan yang luar biasa. Menurut saya, nilai hanyalah sebuah formalitas untuk mendapatkan gelar dan ijazah yang mumpuni. selama ada buku & google, saya tidak pernah khawatir soal ilmu.

Memang sangat sulit untuk membuat pemikiran yang seolah-olah sudah menjadi "budaya". Tapi, ini belum terlambat. Kita hanya perlu sedikit merubah cara berfikir. dan kembali merenungi tujuan apa yang pertama kali kita idamkan saat menuju ke sekolah.

*ngerti maksud saya?

Ya, terima kasih.

Sunday, April 6, 2014

Minusnya nurani indonesia

Kalian ingat kasus soal satinah? salah seorang tkw di arab yang akan di hukum pancung di arab karena membunuh dan mencuri? Ini bisa dicegah jika kita bisa membayar uang darah sebanyak 21 miliyar.
Baru-baru ini, saya dan teman-teman KIP ( Komunitas Indonesia Peduli ) melakukan sebuah usaha untuk membebaskan satinah dari hukuman gantung ini. Salah satu usaha kami adalah melakukan penggalangan dana untuk sumbansi sepeser demi sepeser.
Pada saat itu, saya meng-upload sebuah info tentang itu di facebook. Ada yang mengomentarinya. Isinya adalah..

"Untuk apa menolong orang yang melakukan pembunuhan dan pencurian? itukan sudah pantas untuk di hukum.."

Saya rasa, kalian tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Satinah melakukan itu karena di arab, dia disiksa oleh majikannya setiap hari. Dia tidak diberi makan dan  diperlakukan seperti binatang. Diluar itu, saya merasa miris dengan pemerintah indonesia. Belum ada yang mereka lakukan untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Tak ada sepeserpun yang keluar dari uang kas negara. Padahal, satinah dan kawan-kawannya, menyumbangkan 83 sampai 100 triliyun setiap tahun ke negara. Dan apa balasannya?

"Lalu, bagaimana dengan ribuan orang-orang indonesia yang mati kelaparan? bukankah kita terlalu naif untuk menolong satu orang dengan uang sebanyak 21 miliyar?"

Ribuan orang? saya tidak yakin dengan itu. Jika misalnya satinah tidak tertolong, apakah pemerintah dan kalian akan melakukan hal yang sama dan mensejahterahkan ribuan orang indonesia? apakah masalah busung lapar dan kelangkaan air bersih akan tuntas di negara ini? belajarlah untuk menolong satu orang dulu, sampai saatnya kalian akan berguna untuk ribuan orang.

Satu yang harus kalian tau. Satinah juga orang indonesia, dan dia juga pantas mendapatkan apa yang kita dapatkan. Yaitu hidup. SEKARANG BUKAN SAATNYA UNTUK BERDEBAT SIAPA YANG SALAH, TAPI INI TENTANG SIAPA YANG PEDULI.. #SAVESATINAH..
I will pray for this. I think, nothing imposible for indonesian human..

Nasihat

Ini aneh, tapi baiklah. Halo nak, ini ayah. Ayah tak tahu kamu lelaki atau wanita, yang jelas, jikalau nanti kau sudah dewasa, dan mene...