Tuesday, October 8, 2013

Koleksi, seleksi, resepsi

Pernahkah kalian atau teman blogger mendengar prinsip seperti dibawah ini :

 
Saya pertama kali membaca prinsip ini dari seorang laki-laki ( yang tidak perlu saya sebutkan namanya ) yang meng-upload foto itu dengan bangganya di jejaring sosial twitter. Seorang wanita/lelaki yang melakukan hal diatas pastilah wanita/lelaki yang cuek dan tidak prihatin terhadap hidupnya sendiri. Dia mempunyai tekad dan keberanian sekeras baja. Kenapa tidak.
~Pertama, dia memulai dengan kata benda, koleksi, yang kata kerjanya adalah mengoleksi. Kita gunakan lelaki sebagai contoh, sebut saja namanya Rian. Tindakan pertama, dia mengoleksi pasangannya dengan cara lansung saja ( Tanpa memilah/menyaring/atau menyeleksi) dia mengumpulkan wanita untuk menjadi calon istrinya. Untuk sementara rian menamakannya pacar. Berarti dengan data yang ada, rian memilih pasangannya bukan karena cinta. Dan kitapun mendapatkan kesimpulan dan fakta pertama bahwa :

"Rian adalah seorang supir angkot yang lansung menyatakan cinta pada semua penumpang wanitanya saat itu, dan lansung diterima dan tanpa keberatan oleh semua penumpang".

~Kedua, dia menggunakan kata seleksi. Menurut saya, itu adalah tindakan yang sangat goblog ! kenapa? karena seleksi itu ( menurut saya ) harusnya digunakan pada tahap pertama tadi, menggantikan koleksi. Dan selanjutnya, apa yang terjadi pada rian saat itu adalah pilihan yang menyulitkan dirinya sendiri. Kenapa? karena dia harus menyeleksi satu dari sekian banyak wanita yang harus mendampinginya di pernikahan nanti tanpa perasaan cinta sedikitpun. Dan kita akhirnya mendapatkan fakta kedua, yaitu bahwa :

"Rian mengantar semua penumpang wanita yang telah menjadi pacarnya itu ke tempat tujuannya. Dan yang jika telah tersisa satu yang belum turun dari angkot, dia lah jodoh rian."

~Ketiga, diakhir penggalan data, dia menggunakan pilihan kata resepsi. Resepsi dalam kamus besar indonesia berarti, etc: menikah,menjalin hidup baru, meminang. Berarti, rian akan segera melakukan pernikahan bersama wanita yang dipilihnya ( walaupun dengan cara yang sangat aneh ). Dalam sebuah pernikahan, pasti rian akan sangat membutuhkan penghulu, wali, serta saksi. Jadi, akhirnya, kita mendapatkan kesimpulan bahwa :

"Rian menikahi calon istrinya di pasar loak, dengan pedagang terasi sebagai penghulu, kuli pasar sebagai wali, dan pembeli yang menatap heran kedua orang ini ( rian dan calon istrinya ) sebagai saksi."

Sekian Hipotase Saya. Semoga bermanfaat. Walaupun saya tahu, kalian tidak peduli.

No comments:

Post a Comment

Nasihat

Ini aneh, tapi baiklah. Halo nak, ini ayah. Ayah tak tahu kamu lelaki atau wanita, yang jelas, jikalau nanti kau sudah dewasa, dan mene...