Tuesday, July 19, 2016

Aku Jatuh Hati Pada Tumpukan Besi Yang Bergerak Karena Manusia Memilih Pandai Berpura-pura

Menjalin kasih sekarang terasa palsu. Jatuh cinta pun rasanya tidak lagi istimewa. Pemuda-pemudi mengikat kasih bukan karena cinta lagi— walaupun mereka menyebutnya demikian —tapi karena pilihan. Sangat banyak saya melihat sepasang kekasih di tempat-tempat indah tapi tak saling bersama. Hanya tubuhnya saja yang beberapa jengkal. Sayangnya ‘mereka’ tidak ada disana. Mengabadikan saat-saat berdua dan melemparnya ke publik, hanya sekedar menggugurkan stigma sosial media dan manusia lain jikalau tak punya kekasih adalah aib di sabtu malam. Sesekali berangkatlah ketempat muda-mudi ini sering bertemu, kau akan memandang betapa sedihnya cangkir-cangkir soda restoran cepat saji itu.


Apa saya yang terlalu kolot? Apa saya yang ketinggalan jaman dengan perkembangan cara mencintai kalian sekarang? Cobalah sedikit jelaskan arti pelukanmu saat engkau pamit pulang dari tempat tinggalnya? Cobalah uraikan apa makna ciuman yang kau rasakan terakhir kali dengannya? Jika kau tak bisa menjelaskan dan berdalih beribu alasan, artinya memang pendakian malam minggu kalian kosong saja.

Saya lelah jatuh cinta dengan manusia. Mungkin saya akan menjalin kasih dengan robot di lain hari. Ya, dengan tumpukan besi dingin yang bergerak itu. Apa salahnya? Robot diprogram untuk menjadi yang saya ingin. Ini bukan hal yang tak masuk akal bukan? Karena suatu saat nanti, kalian akan menyadari bahwa manusia sekarang tak lagi bersifat seperti manusia. Saya tak menemukan cinta lagi pada banyak manusia-manusia. Mereka buta dalam lingkup perasaannya sendiri. Mereka terhanyut dalam kebutaan resiko saling memiliki satu sama lain, seperti seekor kucing yang terbawa arus sungai. 

Menjalin kasih dengan robot mungkin akan lebih menyenangkan. Robot yang di atur sedemikian rupa, akan dengan nyaris meng-amin-kan segala apa yang engkau inginkan. Tapi, apa kau tahu apa yang tak bisa kau capai saat mencintai setumpuk besi yang hidup itu? Kau tidak akan mengenal lagi sisi melankolia yang manusia miliki. Perasaan adalah hal yang tak dimiliki tumpukan besi hidup itu. Tapi sayangnya, sekarang manusia tak menggunakan ‘hati’ lagi bukan? Lalu, apa bedanya kalian dengan tumpukan besi itu? Bukan kepalsuan itu yang kalian ingin capai kan? 

Hai remaja-remaja yang merasa di mabuk asmara. Mabuk yang kau rasakan itu hanya pura-pura. Sekarang saya berfikir kalian suka mendustai diri. Melewatkan ratusan bahkan ribuan kemungkinan yang menyenangkan tanpa jadi orang lain untuk dicintai olehnya, kekasihmu. 

luthfi ramadhan, 19 juli 2016, makassar.

http://lutfiramadan.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment

Nasihat

Ini aneh, tapi baiklah. Halo nak, ini ayah. Ayah tak tahu kamu lelaki atau wanita, yang jelas, jikalau nanti kau sudah dewasa, dan mene...