Riko menatapnya jauh. Seorang laki-laki yang berada dalam sebuah
kostum badut dengan hidung warna merah bulat. Ia melompat, bercanda, dan
menghibur semua orang yang menghampiri dengan sulap sederhana. Ia
terlihat bahagia, jelas dari warna kostum, sunggingan senyum di
topengnya dan perutnya yang amat besar. Riko mendekatinya lagi, ingin
melihat lebih jelas si badut.
Seorang anak kecil ingin
memegang hidung merahnya. Si badut menunduk. Riko lebih mendekat. Sesaat
ada yang aneh. Entah mulai sejak kapan, Riko mulai mendengar sebuah
isakan. Entah dari mana. Seperti suara tangis yang tertahan. Riko amat
penasaran. Riko memegang tangan si badut, tangannya bergetar. Jelas, si
badut yang menangis. Bathin nya.
Setelah itu, Riko
berkenalan dengan dia, dan semua ceritanya. Dia seumuran dengank Riko.
Seorang mahasiswa paruh baya. Dia seorang yang berkehidupan cukup. Anak
dari orangtua yang mampu dalam penghidupan anak-anaknya. Kenapa dia
melakukan ini? Semua terjawab.
Setahun lalu, ia kehilangan
seorang wanita. Seorang pacar. Ditinggalkan untuk selama-lamanya.
Karena sebuah peristiwa tabrak lari. Penyesalan amat melingkarinya.
Menyayat jiwanya. Bekas darah yang dulu membasahi telapak tangannya
masih terasa dingin.
Sebelum kejadian itu, dia membuat
kesalahan besar dalam hidupnya. Tak mampu membahagiakan pacarnya. Sangat
banyak kesalahan yang telah si laki-laki buat. Saat dulu, dia sama
sekali tak pernah memperhatikan kekasih yg bahkan tepat ada dimatanya.
Meminta untuk ditemani. Ia tak peduli. Ia tak bisa menebusnya dengan
baik.
Ia ingin menebus kesalahannya. Dahulu, si wanita
sangat menyukai badut sulap. Badut adalah pelampiasan kebahagiaan saat
si laki-laki tak peduli padanya. Ia bahagia, meskipun semu. Badut
membuat harinya berwarna. Meskipun hanya berwarna kelabu.
Si
laki-laki hanya ingin menjadi orang yang sempurna di mata si wanita.
Meskipun sudah terlambat, ia hanya ingin menebus dan membuat si wanita
tersenyum di surga. Mengampuni kesalahannya. Dengan menjadi badut, dia
ingin menyatukan kebahagiaan si wanita. Membuatnya lengkap. Agar tak ada
lagi kesakitan dalam jiwanya. Begitu banyak keperihan yang bahkan harus
membuatnya memakai kostum badut itu untuk menyembuhkan rasa.
Menurut
si badut, penyesalan sebaiknya dinikmati untuk ditebus. Terlalu sakit
untuk disesali. Dengan menebusnya, itu akan membuatnya lebih tenang
menjalani hari-harinya.
......
Si Riko? saat ini,
dia kembali memulai aktifitas kembali. Kabar terakhir yang ia dapat, si
badut sulap itu kembali menjalani aktifitasnya di sebuah almamater di
makassar. Dan akhir-akhir ini, si badut sulap menulis kisahnya dengan judul “Air mata si badut sulap”.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Nasihat
Ini aneh, tapi baiklah. Halo nak, ini ayah. Ayah tak tahu kamu lelaki atau wanita, yang jelas, jikalau nanti kau sudah dewasa, dan mene...
-
Sudah berlalu beberapa tahun. Kau pergi tanpa pamit. Kau seperti tamu yang tak tahu tata krama. Tapi kenyataannya kau bukan tamu. Kau ada...
-
Pernahkah kalian atau teman blogger mendengar prinsip seperti dibawah ini : Saya pertama kali membaca prinsip ini dari...
-
Ingatanku mengawang, waktu itu, di malam sebelum pertunjukan dimulai, di sebuah perkemahan, saya jatuh cinta pada seorang wanita sederhan...
No comments:
Post a Comment