Tuesday, October 15, 2013

Kartu ucapan tiara untuk mama.

        "Aku ingin menjadi seperti anak-anak yang lain. Bisa mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua !". Mungkin kata-kata itulah yang sering terlintas dibenak Tiara saat melihat anak-anak seusianya bermain di taman depan rumah.bersama orang tua mereka masing-masing. Tiara sudah jarang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Apalagi orang yang ia panggil dengan sebutan 'papa' meninggal setahun lalu.
        Ibu Tiara bekerja sebagai pegawai disebuah perusahaan swasta. Wajar saja ibunya tidak memiliki waktu senggang untuk Tiara karena mengurusi pekerjaan yang sangat banyak dan bahkan lembur sampai larut malam.
        "Ayo berangkat ! nanti kalau lama, non Tiara bisa terlambat !" Kata mbok Imah lembut kepada Tiara. Tiara dengan wajah mungil berusia 4 tahunnya mengangguk mengiyakan ajakan mbok Imah. Ya, semenjak ibu Tiara bekerja, mbok Imah lah yang mengurusi Tiara. Tibalah Tiara disekolahnya. Tiara dijemput oleh ibu guru dan masuk ke kelasnya bersama anak taman kanak-kanak yang lain. Saat ditinggal oleh mbok Imah, entah mengapa wajah Tiara menjadi sendu. Tiara cemburut karena, ia merasa, kenapa hanya dia yang tidak diantar oleh orang tuanya ke sekolah. Mata Tiara mulai berkaca-kaca. Disaat sampai dikelas, Tiara pun tak mampu menahan air matanya. Ibu guru bertanya padanya, tentang gerangan yang membuatnya sedih. "Kamu kenapa Tiara, kenapa kamu menangis?" Tidak ada jawaban sedikitpun yang terucap dari bibir manis Tiara dan hanya dibalas dengan senyum masam. Setelah beberapa lama, ibu gurupun membiarkan Tiara.
         Setelah beberapa saat, ibu guru berkata " Besok adalah hari ibu. Kalian bisa membuat sesuatu untuk ibu kalian dan memberikannya nanti. Kreasikanlah sesuka kalian !" Kata bu guru. Mendengar hal ini, semua teman-teman Tiara mulai ribut dan memberitahu kepada teman-teman mereka tentang apa yang akan mereka buat. "Aku pengen bikin boneka kertas buat mama. Dan aku taro dimeja sama eskrim favorit mama !" kata diki. "Kalau aku mau bikin kartun mama ah. Pasti mama seneng banget !" kata Putri.
         Setelah beberapa menit, suasana dalam ruangan itupun perlahan senyap. Semua sibuk dengan membuat karya mereka masing-masing. "Aku juga ingin membuat sesuatu untuk mama. Semoga mama senang." Kata Tiara dalam hati. Tiara berniat untuk membuat kartu ucapan untuk ibunya. Tiara pun memulainya dengan mengambil pensil dan secarik kertas. Dikertas itu, ia menulis puisi sederhana untuk ibunya. Setelah itu, Tiara ingin menghias kartu ucapan itu dengan warna-warna yang indah. Tiara mengambil pensil warna milik Doni. Tapi, ternyata Doni juga ingin menggunakan pensil warnanya itu.
         Doni mulai kesal dengan Tiara. Doni memarahi Tiara karena telah memakai pensil warnanya tanpa izin. Tapi, ibu guru memisahkan Tiara dan Doni. "Doni, biarkan Tiara meminjam pensil warnamu. Kalian bergantian yah ! jangan brantem " Kata bu guru pada Doni dan Tiara. Doni mengangguk. Setelah beberapa lama, tibalah jam pulang sekolah. Semua anak-anak sudah kembali kerumahnya bersama orang tua mereka masing-masing. Tiara kembali kerumah bersama mbok Imah dan membawa kartu ucapan yang ia buat untuk ibunya.
         Sesampai dirumah, Tiara makan siang, lalu tidur siang dikamarnya. Tiara tertidur pulas selama 1 jam. Mbok imah yang mengurusi seisi rumah, membangunkan Tiara dari tidur pulasnya. Saat ia bangun, Tiara berkata "Mama udah pulang yah?". "Belom non Tiara, mungkin mama non Tiara pulang malam lagi." kata mbok imah. Dengan mendengar itu, expresi wajah Tiara tidak menjadi sedih. Bahkan tambah bersemangat menunggu kehadiran ibunya.
         Sehabis itu, Tiara memutuskan untuk menyimpan Kartu ucapan itu di meja tamu. Agar jika ibunya pulang, ia bisa lansung melihatnya. Tiara menghabiskan waktu dengan menonton TV diruang tamu dengan sesekali melihat pintu rumah dan berharap ibunya telah pulang. Sudah terlalu lama Tiara duduk didepan TV dan menunggu. Sayangnya, ibunya belum pulang juga. Tiara sudah mengantuk, dan akhirnya tertidur didepan TV.
         Melihat Tiara sudah tertidur didepan TV, mbok imah menggendong Tiara kembali ke tempat tidurnya. Tiara tertidur pulas.

         Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu didepan rumah. Rupanya, ibu Tiara sudah pulang. Ibu Tiara menuju ruang tamu. Disana, dilihatnya lah kartu ucapan yang telah dibuat oleh Tiara. Tapi, ibu tiara cuek saja dan tidak memperdulikannya. Dan terus menuju kamar tidurnya karena merasa lelah dengan pekerjaannya.

                                               ********

Matahari kembali menyinari pagi. Pagi yang sama tanpa kehadiran ibunya, Tiara menuju ke sekolah bersama mbok Imah. Tapi, kali ini masih dengan wajah yang cemberut karena kartu ucapan yang ia buat belum dibaca oleh ibunya.
         Didalam ruang kelas, seisinya dipenuhi suara-suara teman-teman Tiara. Mereka membicarakan tentang, keberhasilan mereka dengan hadiah "hari ibu" yang mereka buat. Diki bercerita, kalau ia dipeluk erat oleh ibu dan ayahnya saat ia memberikan hadiah itu. Putri bercerita bahwa ia diajak jalan-jalan setelah memperlihatkan hadiah itu pada ibunya. Tiara mulai geram karena mendengar cerita-cerita teman-temannya yang telah berhasil di hari ibu. Yang dapat Tiara lakukan, hanyalah duduk di sudut kelas dan menyembunyikan wajahnya.

                                              ********

         Malam mulai larut. Matahari telah terbenam diufuk barat. Tiara, malam ini berharap kartu ucapan yang telah ia buat akan dibaca oleh ibunya. Tiara pun beranjak ke kamarnya untuk tidur dan kembali ke sekolah esok hari. Sementara itu, mbok  Imah sedang memasak didapur. Aroma masakan yang sedap terhirup oleh Tiara walaupun sudah terlelap.
         Tapi, entah kenapa, tiba-tiba bau aroma masakan mbok Imah, berubah drastis menjadi aroma gas. Cahaya seperti api mulai muncul dari dalam dapur. Suara teriakan orang-orang dari luar rumah mulai bergemuruh. Tiara tidak tahu apa yang terjadi. Tiara tidak berniat untuk tahu, Tiara melanjutkan tidurnya.

                                              ********

         Pagi telah datang bersama matahari pagi yang terang menyinari isi rumah. Entah mengapa Tiara merasa tubuhnya pagi ini terasa lebih ringan tidak seprti biasanya. Ia juga merasa aneh dengan tubuhnya yang berwarna hitam seperti terbakar. Tapi, ada satu hal yang membuatnya bahagia pagi ini ! ibunya ada disampingnya ! Betapa bahagianya Tiara menyaksikan hal ini. Tapi, mengapa ibu menangis terseduh-seduh? dan mengapa mbok Imah juga menangis? Kenapa banyak sekali orang yang masuk kedalam kamar kecilku ini?Apa mereka ingin memberikan sebuah kejutan untukku? begitu banyak pertanyaan yang terlintas dibenak Tiara.
         "Api menyambar seisi rumah dan tak ada yang tersisa. Kobaran api terbesar ada dikamar ini !" kata satpam kompleks rumah Tiara. Tiara sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Tiara melihat ibunya yang menangis sambil memegangi secarik kertas. Tiara nampaknya mengenal kertas itu. Hahh? Benarkah? itu adalah kartu ucapan milikku. Tapi, kenapa terlihat aneh yah? Kertas itu seperti terbakar di beberapa bagian dan ujungnya. Tapi, masih terlihat jelas nama ibu dan namaku disana. Ya, itu kartu ucapan milikku. Tidak salah lagi.
         Aku senang karena ibu sudah membaca kartu ucapan yang sudah kubuat. Aku mencoba bangkit dan memegang tangan ibu. Tapi, tidak berhasil. Nampaknya ibu tidak merasakan kehadiranku. Kenapa yah? mm.. Terima kasih ibu sudah menyayangiku pagi ini. Aku bangga mempunyai ibu sepertimu. Selamanya aku akan terus mencintaimu.

Aku sayang ibu.

No comments:

Post a Comment

Nasihat

Ini aneh, tapi baiklah. Halo nak, ini ayah. Ayah tak tahu kamu lelaki atau wanita, yang jelas, jikalau nanti kau sudah dewasa, dan mene...