Friday, October 4, 2013

Tua masih ada di muda

Aku bingung dengan orang tua dan dedengkot yang ada di dalam bangunan ini. Mereka semua bersikap seolah-olah layaknya tuhan. Mereka menginjak-injak, mencabik-cabik, dan merobek isi otak kami dengan berkoar-koar. Sungguh aku tidak sepaham. Aku ingin merubahnya. Bahkan merekalah yang memaksaku untuk melakukan ini. Aku akan mengubah semua yang harus di ubah. Kecemasan para sesamaku, kini menjadi lain. Mereka seakan tidak punya semangat. Seakan menyerah oleh takdir dan kembali menjadi budak-budak tuhan. Aku tak pantas berprilaku seperti ini. Tapi, kenapa kita tidak sama-sama bergerak dan melawan? apakah kalian takut? kukatakan pada kalian, jangan sampai kalian lari dan sembunyi. Karena itu hanya akan memperkeruh kenyataan.Entah apa yang ada dalam benak para relawan muda seumuranku ini. Apakah kalian tidak punya rasa empati? sungguh hina. Aku tidak bermaksud menjadi sempurna di mata orang-orang, aku hanya ingin menjadi orang yang berguna. Mungkin dengan menulis, membaca, dan kembali menulis, adalah cara yang tepat untuk menyadarkan kalian kembali.
Mata dan hati ini tak biasa melihat kekejaman para penguasa. Tujuanku hanyalah satu, belajar, dan menang. Kalah tak ada dalam kamusku. Bukan artinya kita adalah tuhan. Tapi sudah digariskan bahwa, manusia adalah mahluk yang paling sempurna di mata tuhan. Semoga kau membaca tulisan ini. Sampai kalian membaca ini, mungkin kalian akan sadar, bahwa rasa cinta dan sayang telah hilang dari hati tuhanmu itu wahai budak. Budak yang terkena tipu muslihat tuhan. Sungguh kasihan. Aku iba pada kalian wahai temanku. Sahabat-sahabat baruku.

No comments:

Post a Comment

Nasihat

Ini aneh, tapi baiklah. Halo nak, ini ayah. Ayah tak tahu kamu lelaki atau wanita, yang jelas, jikalau nanti kau sudah dewasa, dan mene...